Asal Usul Glodok

Asal Usul Glodok

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Glodok yang dikenal sebagai kawasan Pecinan di Jakarta itu ternyata dulunya bernama Pancoran di masa Hindia Belanda.

Menurut Arkeolog UI, Candrian Attahiyat, asal usul nama Glodok berawal dari sebuah Pancoran atau pancuran air di sekitar wilayah itu.

"Karena dulu di situ ada teknologi baru pendistribusian air dari Kali Ciliwung, kemudian air itu dialirkan ke arah Kota Tua dan sekitarnya. Maka dulu disebut Pancoran," jelasnya pada Jumat (8/7/2022).

Namun, karena pancoran itu kerap berbunyi 'geluduk-geluduk', warga lokal menyebut wilayah itu dengan sebutan Glodok.

Sementara keterangan Candrian serupa dengan buku "Asal Usul Nama Tempat di Jakarta" karya Rachmat Ruchiat yang diterbitkan Masup Jakarta.

Baca juga: Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta, Ikon Baru Ibu Kota Karya Pematung Bali

Dalam keterangan buku itu, penamaan Glodok karena tiruan bunyi pancuran air masuk akal.

Sebab, pada tahun 1670 terdapat semacam waduk penampungan air dari Ciliwung yang dikucurkan dengan pancuran kayu dari ketinggian 10 kaki.

Dari buku yang sama, keterangan lain menyebutkan nama Glodok diambil dari sebuah jembatan di Kali Besar bernama Jembatan Glodok.

Di Jembatan itu terdapat sejumlah anak tangga.

Penduduk sekitar sering menggunakan tangga itu untuk mandi dan mencuci.

Dalam bahasa Sunda, tangga itu disebut dengan Golodok.

Baca juga: Anies Baswedan Bangun Kembali Gapura Chinatown Jakarta di Glodok yang Dirobohkan Kependudukan Jepang

Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta

Gapura Chinatown Jakarta jadi ikon baru di kawasan Pecinan, Glodok Pancoran, Jakarta Barat.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Glodok yang dikenal sebagai kawasan Pecinan di Jakarta itu ternyata dulunya bernama Pancoran di masa Hindia Belanda.

Menurut Arkeolog UI, Candrian Attahiyat, asal usul nama Glodok berawal dari sebuah Pancoran atau pancuran air di sekitar wilayah itu.

"Karena dulu di situ ada teknologi baru pendistribusian air dari Kali Ciliwung, kemudian air itu dialirkan ke arah Kota Tua dan sekitarnya. Maka dulu disebut Pancoran," jelasnya pada Jumat (8/7/2022).

Namun, karena pancoran itu kerap berbunyi 'geluduk-geluduk', warga lokal menyebut wilayah itu dengan sebutan Glodok.

Sementara keterangan Candrian serupa dengan buku "Asal Usul Nama Tempat di Jakarta" karya Rachmat Ruchiat yang diterbitkan Masup Jakarta.

Baca juga: Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta, Ikon Baru Ibu Kota Karya Pematung Bali

Dalam keterangan buku itu, penamaan Glodok karena tiruan bunyi pancuran air masuk akal.

Sebab, pada tahun 1670 terdapat semacam waduk penampungan air dari Ciliwung yang dikucurkan dengan pancuran kayu dari ketinggian 10 kaki.

Dari buku yang sama, keterangan lain menyebutkan nama Glodok diambil dari sebuah jembatan di Kali Besar bernama Jembatan Glodok.

Di Jembatan itu terdapat sejumlah anak tangga.

Penduduk sekitar sering menggunakan tangga itu untuk mandi dan mencuci.

Dalam bahasa Sunda, tangga itu disebut dengan Golodok.

Baca juga: Anies Baswedan Bangun Kembali Gapura Chinatown Jakarta di Glodok yang Dirobohkan Kependudukan Jepang

Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta

Gapura Chinatown Jakarta jadi ikon baru di kawasan Pecinan, Glodok Pancoran, Jakarta Barat.

Gapura yang tampak cukup megah dan menawan ini ternyata diukir oleh para pematung I Komang Witantra (44), asal Gianyar, Bali.

Pematung dari Tiga Dimensi Sculpture ini mengatakan awalnya kontraktor Pulau Intan melakukan seleksi pembuatan ukiran gapura itu kepada sejumlah studio sculpture di Bali.

"Ada sekitar 3 atau 4 tim yang diseleksi dan kami yang dipilih," ujar Komang kepada TribunJakarta.com di lokasi Gapura, Pancoran, Glodok, Jakarta Barat pada Selasa (5/7/2022) lalu.

Baca juga: Melihat Bangunan GKI Tertua di Kwitang: Awalnya Pendeta Belanda Beli Rumah Berdinding Bambu

Pihak kontraktor memercayai pengukiran gapura itu kepada Studio Tiga Dimensi Sculpture dari Gianyar.

I Komang Witantra kemudian berangkat ke Jakarta untuk melihat desain gapura yang akan dibuat di China Town Glodok.

"Proses pengerjaannya di Bali dulu, kemudian baru dibawa dan dipasang di Glodok," lanjutnya.

Komang dan tim mengerjakan sesuai dengan pesanan dari kontraktor.

Mereka diberi tugas mengukir ornamen sementara konstruksi dan atap gapura dibuat oleh kontraktor.

Para pematung dari Gianyar itu mengukir ornamen khas Tionghoa di empat pilar Gapura Chinatown Jakarta itu seperti ornamen naga, api dan awan.

Seluruh ornamen diukir di dua pilar berukuran sekitar 6 meter dan dua pilar berukuran 9 meter.

Baca juga: Kisah Ragusa, Toko Es Krim Tertua di Jakarta dengan Rasa Melegenda

Pilar-pilar gapura itu dikerjakan oleh 19 seniman ukir.

"Masing-masing pilar ada satu naga," pungkasnya.

Diresmikan Anies Baswedan

Adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang meresmikan Gapura Chinatown Jakarta di pecinan itu pada 30 Juni 2022.

Ia bercerita sebenarnya gapura ini sudah ada sejak abad ke-18. Kemudian pada masa kependudukan Jepang, gapura yang asli dihancurkan.

"Sesudah itu gapuranya tidak pernah dibangun kembali. Tahun 2018 sekitar bulan Februari waktu itu, saya datang kemari.

Pak Bambang Soemarko, Pak Anwar, Pak Yusuf waktu itu kita ngobrol sama-sama menyampaikan aspirasi, 'Pak, boleh tidak pak kalau gapura yang dulu ada di sini dibangun kembali?'.

Waktu itu saya katakan boleh sekali," ucap Anies, Kamis (30/6/2022).

Sayangnya, pembangunan gapura yang direncanakan dari 2018 ini sempat tertunda lantaran pandemi Covid-19 dan baru terealisasi di tahun ini.

Anies berharap agar ikon tersebut dapat menjadi salah satu simbol persatuan dan kesetaraan warga di Jakarta.

Pasalnya, konsep rancangan Gapura Chinatown Jakarta ini dinilai unik dari Gapura Chinatown yang ada di belahan dunia manapun.

Baca juga: Melihat Meriam Si Jagur yang Kerap Diartikan Vulgar, Ada Tulisan Kecil Ungkap Proses Pembuatan

Bangunan ini bertekstur dari unsur batu (berwarna abu-abu), coklat pada bagian genting, serta unsur warna hijau perpaduan budaya Betawi, dengan tulisan berwarna coklat kayu.

"Bisa kita lihat keunikannya, di sini terlihat tidak ada unsur warna merah atau kuning seperti gapura-gapura kawasan Pecinan pada umumnya.

Itulah pembeda utama Gapura Chinatown Jakarta dengan gapura-gapura pada umumnya.

Di sini terlihat ukiran naga dan unsur awan yang dominan pada gapura, melambangkan kemakmuran dan perlindungan dari Sang Maha Pencipta," ungkapnya. (*)

Asal Usul Nasi Jamblang Khas Cirebon

Kota Cirebon dikenal dengan keberagaman kuliner khasnya yang menjadi daya tarik bagi para pengunjung. Salah satu hidangan yang patut dicoba adalah Sega Jamblang atau yang lebih dikenal sebagai nasi Jamblang. Kuliner ini dapat ditemukan di sepanjang jalan Pantura Cirebon, bahkan hingga di pusat Kota Cirebon, baik dalam bentuk restoran maupun tenda di pinggir jalan. Ciri khas dari kuliner tradisional ini terletak pada penggunaan daun jati untuk membungkus nasi, memberikan tekstur nasi yang lezat. Satu porsi nasi biasanya setara dengan satu kepal tangan, dan ukurannya yang kecil membuat pengalaman makan menjadi lebih unik. Untuk menikmatinya, biasanya setidaknya dua bungkus nasi diperlukan, sementara aneka lauk disajikan secara prasmanan.

JANGKRIK hadir di bumi sejak 48 juta tahun lalu. Terbukti dengan ditemukannya fosil jangkrik yang terperangkap dalam getah pohon di Kolombia.

Orang Indonesia menyebutnya cengkerik, jangkerik, atau jangkrik, yang memiliki unsur kerik atau krik. “Penamaannya diberikan secara onomathopae, yaitu sebutan yang mendasarkan kepada produksi bunyi dari yang diberi nama,” kata Dwi Cahyono, sejarawan Universitas Negeri Malang.

Nama “jangkrik” muncul di Jawa paling tidak pada masa Jayabaya memerintah di Kadiri (1135-1157 M). Kata walang kerik terdapat dalam kakawin Bharattayuddha, Abhimanyuwiwaha, dan Ramaparasuwijaya, yang menujuk binatang sejenis jangkrik.

Mpu Panuluh, penggubah kakawin Hariwangsa, menyebut jangkrik dalam kalimat hana jangkrik asabda ri wiwara nika. Artinya, “ada jangkrik berbunyi di celah itu.”

Jangkrik kemudian menjadi umpatan. Barangkali awalnya hanya di kalangan orang Jawa Timur. Kian populer setalah Kasino menyebutnya dalam film Chips tahun 1980-an.

Menurut Dwi, umpatan jangkrik muncul untuk memplesetkan umpatan jancuk agar tak terlampau kasar. Di kalangan orang Jawa Timur, muncul pula sejumlah kata bentukan dari jangkrik yang bernada umpatan: jangkrikane menghaluskan jancukane, jangkrikan untuk jancukan; ada pula kalimat umpatan ancene jiaaangkrik kon! (emang dasar jangkrik kamu!) untuk ancene jiaaancuk kon!

Dengan memakai jangkrik, alih-alih jancuk, orang yang diumpat biasanya tak marah. “Tak seperti ketika diumpat dengan umpatan jancuk ataupun kata-kata jadiannya. Malahan, justru ketawi-ketiwi mendapatkan umpatan itu,” ujar Dwi.

Istilah jangkrik, menurut Dwi, viral di Jawa paling tidak sejak 1968 ketika lagu Jangkrik Genggong dipopulerkan penyanyi asal Solo, Waljinah. Lagu ini digemari dan dinyanyikan masyarakat Jawa.

Jangkrik genggong salah satu jenis jangkrik yang punya tanda kuning melingkar di lehernya seperti kalung. Biasanya dimanfaatkan untuk pakan burung, pengusir tikus, aduan, atau sebagai peliharaan.

“Dalam konteks umpatan, kata jangkrik memperoleh arti yang sama sekali tak terkait dengan dunia hewan, namun masuk ke dalam dunia ujaran manusia,” kata Dwi.

Jauh sebelum lagu Jangkrik Genggong, jangkrik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. “Aktivitas adu jangkrik, memperdengarkan suara merdu jangkrik ngerik, ataupun petualangan golek jangkrik (mencari dan mendapatkan jangkrik, red.), adalah sebagian dari masuknya jangkrik ke dalam dunia keasyikan manusia,” kata Dwi.

Mengilik Sejarah Adu Jangkrik Adu Jangkrik dari Tiongkok ke Nusantara

Bermula dari sebuah pertanyaan yang muncul di pikiran gue : “Ini Jack, Queen, ama King kenapa beda-beda ya antara yang sekop, kriting, love, ama yang wajik?” Ga mungkin kan iseng aja atau terlalu kreatif (?) dan “kenapa harus sekop, kriting, love, ama yang wajik? kenapa ga love, trapesium, jajar genjang, ama segitiga?”

Dan akhirnya gue pun searching di mbah Google dan menemukan fakta berikut, check it out!

Yang menarik, jumlah kartu 52 ada artinya yakni : 52 (5+2) = 7 hari dalam seminggu.

Lalu 4 jenis kartu menyimbolkan musim, yakni

Sekop (spade) mewakili musim dingin

Hati (Heart) mewakili musim gugur

Wajik (Diamond) mewakili musim semi

Keriting (Club) mewakili musim panas

Dalam satu jenis terdapat 13 kartu. Ini maknanya adalah jumlah minggu dalam satu musim. Warna merah berarti siang, dan hitam berarti malam.

Sekarang, jumlahkan semua angka dari tiap jenis. Contoh :

Lalu 91 x 4 (sesuai empat jenis kartu) maka hasil akhir adalah: 364. Ditambah Joker menjadi 365. Inilah jumlah hari dalam setahun.

Keunikan lainnya, jumlahkan huruf dari nama-nama kartu dalam empat bahasa ini.

Ace, two, three, four, five, six, seven, eight, nine, ten, Jack, Queen, King.

Aas, twee, drie, vier, vijf, zes, seven, acht, negen, tien, Boer, Vrouw, Heer.

As, zwei, drei, fünf, sechs, sieben, acht, neun, zehn, Bube, Dame, König.

Kartu remi terdiri dari 4 jenis, sekop (spade), hati (heart), wajik (diamond), dan keriting (club). Setiap jenis dimulai dari angka 1 - 10, lalu Jack, Queen dan King. Semua berjumlah 13. Maka totalnya ada 52 kartu, ditambah Joker menjadi 53 buah.

Jumlah kartu serta gambar Jack, Queen, dan King punya arti tersendiri. Apa artinya, dan mengapa demikian?

Untuk menjawabnya, kita harus melihat sejarah permainan kartu - atau disebut playing card. Permainan kartu diduga kuat berawal dari China. Selama jaman Dinasty Tang (618 - 907 M) permainan ini mulai berkembang. Kemudian saat pemerintahan Dinasty Ming, kartu memiliki gambar figur manusia mulai dipakai. Selain menjadi leluhur kartu remi, juga permainan kartu lainnya semacam domino dan mahjong.

Permainan kartu lalu menyebar ke seluruh Asia, termasuk diadopsi oleh pemerintahan Islam, Mamluk di mesir di abad ke-14. Saat itu Mamluk yang mulai memakai kartu sejumlah 52. 10 kartu diwakili angka 1 - 10, lalu King atau malik, kemudian na'ib malik atau Deputy King, dan thani na'ib (setingkat di bawah Deputy).

Karena kerajaan Islam pernah menaklukan Eropa, maka permainan kartu pun ikut menyebar. Perancis yang mula-mula membagi kartu menjadi sekop (spade), hati (heart), wajik (diamond), dan keriting (club).

Malik, na'ib malik, dan thani na'ib diadaptasi menjadi King, Queen, dan Jack. Maknanya pun ikut berubah sesuai kepercayaan bangsa-bangsa kulit putih.

) : Raja David (Daud).

Holger Danske (ksatria Charlemagne)

La Hire (pendukung Joan of Arc)

Spoiler for asal usul nama raja dalam kartu remi:

Daud ( داود Dāwūd) ialah nabi sekaligus raja Bani Israil. Semenjak masih muda telah menyertai tentera Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan yang dipimpin Jalut (Goliath). Daudlah yang berhasil membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja Thalut meninggal, Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Daud sebagai nabi dan rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur.

Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusuf yang diberikan wajah yang paling tampan. Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh anaknya Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.

Alexander (yang) Agung, juga dieja: Aleksander (yang) Agung, (bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros"), bahasa Inggris: Alexander the Great) adalah seorang penakluk asal Makedonia. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman.

Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia.

Karel yang Agung atau Karel Agung (Perancis: Charlemagne; bahasa Latin: Carolus Magnus atau Karolus Magnus; bahasa Jerman: Karl der Große; bahasa Inggris: Charles the Great, bahasa Italia: Carlo Magno) (742 atau 747 – 28 Januari 814), adalah raja kaum Frank dari 768 sampai 814 dan kaum Lombard dari 774 sampai 814.

Ia dinobatkan sebagai Imperator Augustus di Roma pada hari natal tahun 800 oleh Paus Leo III, dan karenanya dianggap merupakan pendiri Kekaisaran Romawi Suci (dengan gelar Karel I). Melalui penaklukan dan pertahanan, ia mengukuhkan dan mengembangkan kekuasaannya hingga meliputi sebagian besar Eropa Barat. Ia sering dianggap merupakan bapak pendiri Perancis dan Jerman, bahkan kadang sebagai Bapak pendiri Eropa. Ia adalah kaisar pertama di Barat sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi.

Gaius Julius Caesar (Latin: C·IVLIVS·C·F·C·N·CAESAR) (13 Juli 100 SM–15 Maret 44 SM) adalah seorang pemimpin militer dan politikus Romawi yang kekuasaannya terhadap Gallia Comata memperluas dunia Romawi hingga Oceanus Atlanticus, melancarkan serangan Romawi pertama ke Britania, dan memperkenalkan pengaruh Romawi terhadap Gaul (Perancis kini), sebuah pencapaian yang akibat langsungnya masih terlihat hingga kini.

Julius Caesar bertarung dan memenangkan sebuah perang saudara yang menjadikannya penguasa terhebat dunia Romawi, dan memulai reformasi besar-besaran terhadap masyarakat dan pemerintah Romawi. Dia menjadi diktator seumur hidup, dan memusatkan pemerintahan yang makin melemah dalam republik tersebut.

Caesar meninggal dunia pada 15 Maret 44 SM akibat ditusuk hingga mati oleh Marcus Junius Brutus dan beberapa senator Romawi. Aksi pembunuhan terhadapnya pada hari Idi Maret tersebut menjadi pemicu perang saudara kedua yang menjadi akhir Republik Romawi dan awal Kekaisaran Romawi di bawah kekuasaan cucu lelaki dan putra angkatnya, Kaisar Augustus.

Kampanye militer Julius Caesar diketahui secara mendetil melalui tulisannya sendiri Kumpulan Komentar (Commentarii), dan banyak dari kisah hidupnya yang direkam sejarawan seperti Gaius Suetonius Tranquillus, Mestrius Plutarch, dan Lucius Cassius Dio.

Namun, ada misteri-misteri tentang kartu yang belum terjawab sampai sekarang, misalnya :

- King Hati satu-satunya King yang tidak mempunyai kumis.

- King Hati juga mengarahkan pedangnya ke arah kepalanya sendiri, oleh karena itu King Hati selalu disebut "The Suicide King".

- King wajik (Diamond) cuma keliatan satu sisi muka.

- Queen sekop (Spade) melihat ke arah kanan, sementara Queen lainnya melihat ke arah kiri.

- Queen sekop (Spade) satu-satunya Queen yang memegang tongkat dan bunga, sementara Queen lainnya hanya memegang bunga saja.

Hal ini diyakini bahwa istilah "Joker" berasal dari' Jucker, ejaan Jerman asli Euchre. Kartu ini awalnya diperkenalkan pada tahun 1860 untuk game dari keluarga untuk digunakan sebagai yang tertinggi truf. Dokumen Catherine Perry Hargrave pelawak dari tahun 1862 dan 1865 dalam bukunya Sejarah Bermain Kartu. Kartu 1862 memiliki harimau di atasnya dan label "tertinggi Trump", sedangkan yang dari 1865 yang tertulis "Kartu ini membutuhkan baik Bower" dan "Imperial Bower", atau "Trump Card tertinggi".

Sebuah teori alternatif adalah bahwa Joker pada awalnya dikembangkan untuk Poker permainan sebagai wild card, namun, ini sebagian besar didiskreditkan mendukung teori Euchre. Kebingungan tentang masalah ini mungkin berasal dari kenyataan bahwa kedua game menyebar bersamaan utara di Mississippi.

The Joker datang untuk diwakili sebagai badut atau pelawak pengadilan oleh 1880-an, karena namanya diasumsikan dan juga mungkin meminjam dari Fool di kartu tarot (pendahulu ke Perancis Tarot Nouveau, yang menggambarkan The Fool sebagai badut kecapi-playing, yang menjadi populer di Eropa sekitar waktu yang sama).

The Joker biasanya digambarkan sebagai pengadilan badut. Biasanya ada dua Jokers per dek, sering terasa berbeda. Misalnya, Sepeda Bermain Kartu mencetak klaim jaminan perusahaan mereka hanya pada satu. Sifat lebih umum adalah penampilan berwarna dan hitam / Jokers tidak berwarna. Pada saat ini, Jokers masing-masing akan menjadi berwarna untuk mencocokkan warna yang digunakan untuk suit s; akan ada Joker merah, dan Joker hitam. Dalam permainan di mana pelawak mungkin perlu dibandingkan, merah, penuh warna, atau Joker besar-grafis biasanya mengungguli hitam, monokrom, atau lebih kecil-grafis satu. Jika warna joker serupa, joker tanpa jaminan akan mengungguli yang dijamin. Dengan pelawak merah dan hitam, satu merah bergantian dapat dihitung sebagai jantung / berlian dan hitam yang digunakan untuk menggantikan klub / sekop.

Di Amerika Serikat-Diproduksi merek sepeda bermain kartu, Joker kadang-kadang dikenakan S ditumpangkan di atas U sebagai simbol indeks. Ini adalah merek dagang dari AS Playing Card Company. Di Kanada, monogram AS digantikan oleh bintang. Ketika Klub Nintendo dirilis Platinum Bermain Kartu, Bowser disajikan sebagai Joker karena ia adalah Mario musuh 's.

Di Australia, Joker dalam Ratu Slipper merek kartu remi menggambarkan Kookaburra, burung asli Australia dengan panggilan yang menyerupai tawa manusia. Dalam permainan Australia 500, Joker sering disebut bahasa sehari-hari sebagai 'Bird'. Deck Sebagian besar lainnya hanya menggunakan bergaya "J" atau kata "JOKER" dalam indeks sudut.

Di Portugal, Litografia Maia telah dicetak deck Perancis s di mana sosok Joker diganti oleh keledai kepala. Hal ini dimaksudkan untuk digunakan dalam Burro em Pé ("keledai berdiri").

Para penerbit kartu remi merek dagang pelawak mereka, yang memiliki karya seni unik yang dapat mencerminkan budaya kontemporer. Seperti kartu perdagangan olahraga, pelawak sering dihargai oleh kolektor. Banyak pelawak yang tidak biasa yang tersedia untuk pembelian online saat pelawak tertagih lain katalog online untuk melihat.

The Joker sering dibandingkan dengan " Fool" di Trumps dari Tarot dek. Mereka berbagi banyak kesamaan baik dalam penampilan dan fungsi bermain, Fool sering truf tertinggi, atau sebuah "alasan" yang dapat dimainkan kapan saja, tetapi tidak bisa menang. Meskipun inspirasi untuk menggunakan "badut" citra pada joker mungkin berasal dari kartu Mop, mereka asal berbeda seperti yang dinyatakan di atas, dek Tarot sudah termasuk Fool sejak penemuan tersebut pada abad ke-15 sedangkan Joker adalah relatif baru (re) selain Perancis / Anglo-Amerika 52-dek kartu.

Karena korespondensi di atas, praktisi ramalan kartu sering termasuk Joker dalam standar 52-dek kartu, dengan arti yang mirip dengan kartu Tarot Mop. Kadang-kadang dua Jokers digunakan: satu pendekatan adalah untuk mengidentifikasi "hitam" Joker dengan Mop dan "merah" Joker dengan " Magician", juga dikenal sebagai Juggler, kartu yang agak mirip dalam interpretasi dan dianggap sebagai langkah pertama dalam "Mop Journey".

Dalam standar deck, ada dua Jokers. Penggunaan Joker sangat bervariasi. Banyak permainan kartu s menghilangkan kartu dari penggunaan seluruhnya, karena fakta ini, Jokers yang sering hanya digunakan secara informal sebagai pengganti kartu hilang dalam dek dengan menulis nilai kehilangan kartu di joker. Game lain, seperti varian 25-kartu Euchre, membuatnya salah satu yang paling penting dalam permainan. Seringkali, joker adalah wild card, dan dengan demikian diizinkan untuk mewakili kartu lain yang sudah ada. Istilah "joker liar" berasal dari praktek ini, seperti halnya game show dengan nama yang sama. The Joker Pengelola Wild juga merupakan nama dari sebuah film 1957 yang dibintangi Frank Sinatra.

The Joker bisa menjadi sangat bermanfaat, atau sangat berbahaya, kartu. Dalam Euchre sering digunakan untuk mewakili Benny, truf tertinggi. Dalam poker, itu adalah liar. Namun, dalam permainan anak-anak bernama Old Maid, joker soliter merupakan Pembantu, kartu yang harus dihindari.

Dapatkan Berita Terkini khusus untuk anda dengan mengaktifkan notifikasi Antaranews.com